Etika Bersosial Media
Siapa yang tak kenal dengan berbagai sosial media, Semua kalangan sudah sangat familiar dengan sosial media, tak mengenal usia, jenis kelamin dan status sosialnya.
Mereka begitu mudah untuk mengakses berbagai sosial media. Bayangkan saja handphone (gadget) dengan harga terjangkaupun sekarang sudah di lengkapi denga aplikasi sosial media seperti facebook, twitter, instagram dan lain-lain. Mereka begitu mudah mendapatkan berbagai informasi yang mereka butuhkan.
Di Indonesia sendiri 95% pengguna internet di Indonesia menggunakan sosial media untuk mengakses internetnya dan Indonesia menempati urutan ke-4 pengguna facebook terbanyak di seluruh dunia. Begitu dahsyatnya sosial media di Indonesia, Hal ini di manfaatkan para pebisnis untuk mendapatkan untung dari sosial media. Bisa terlihat dari banyaknya toko online, brand atau jasa di Indonesia dari berbagai produk yang di perjual belikan di internet (sosial media).
Tapi sayangnya di Indonesia tidak sedikit orang yang terjebak oleh sosial media, Artinya mereka salah memanfaatkan sosial media. Banyak orang beraktivitas di sosial media melupakan sosial yang sesungguhnya. Lihat saja yang anak muda sekarang lakukan di tempat-tempat hang out dan lain-lain. Mereka hanya mencari sesuatu yang tidak penting, seperti mencari tahu kegiatan orang lain (kepo) dan itu jelas tidak menjadikan nilai diri mereka bertambah. Mereka tidak menyadari efek negatif yang mereka dapatkan dari cara bersosial media yang salah.
Penahkah anda saat berbincang bersama teman-teman di suatu tempat, hampir di pastikan mereka membuka gadget mereka masing-masing dan sibuk dengan gadgetnya. Padahal situasi saat itu adalah perkumpulan teman yang notebene cukup personal yang seharusnya dapat menjadikan silaturahmi lebih bermanfaat. Itulah yang di sebut autis sosial media.
Ada lagi contoh lain apakah anda menggunakan smartphone blackberry atau WhatsApp, Apakah anda pernah mengirim bbm atau Messege WhatsApp ke teman atau kerabat anda tapi hanya di read saja tanpa di balas bahkan tidak dibaca, padahal hal yang ingin anda sedang sampaikan, informasi yang ingin anda sampaikan bersifat urgent dan important subtansinya.
Itulah hal yang di sebut dengan etika bersosial media dengan efek negatif. Dari contoh ini anda sudah bisa menerka karakter dari teman anda itu.
Hingga artikel ini saya tulis ada beberapa pesan yang saya kirim ke teman atau kenalan saya melalui blackberry messenger ataupun WhatsApp yang belum mereka balas bahkan ada beberapa yang mereka sudah membaca tapi mereka membiarkannya atau tidak membalasnya. Padahal saya membutuhkan informasi dari mereka.
Terjebak dalam kondisi negatif
Apa yang di maksud dengan terjebak dalam kondisi negatif?
Di era digital seperti sekarang ini tidak sedikit anak muda yang tidak mengerti cara menggunakan gadget dengan bijaksana.
Bahkan kita terlalu keenakan menikmatinya.. sampai-sampai kita lupa bahwa sebenarnya kita tidak mempunyai sesuatu yang akan kita jual nantinya..
Kita tidak mempunyai skill untuk dapat berkompetisi dengan orang lain.. yang lebih memprihatinkan lagi kita tidak menyadari bahwa ternyata kita sudah kehilangan etitude/etika dalam kehidupan kiita sehari-hari.
Teknologi penting.. sangat penting.. informasi penting sangat penting untuk kehidupan sangat membantu kita..
Tapi menurut saya dalam proses terbentuknya sebuah passion, menggali potensi atau pengembangan diri, membangun skill membutuhkan kekuatan fokus dan konsistensi..
Gadget bisa menjadi peluang sekaligus bisa menjadi masalah buat Anda jika tak faham menggunakanya.
Peluangnya adalah anda terkoneksi secara cepat anda bisa control informasi secara cepat.. tapi kelemahannya adalah fokus anda bisa teralihkan
Gadget harus di pimpin..
Jangan sampai Anda yang di pimpin oleh gadget, kapan harus mati, kapan harus di gunakan atau kapan harus di istirahatkan.. Nah ini yang sering terjadi..
Anda bisa lihat gambar diatas, Dalam situasi yang formal hampir semua orang lupa cara berkomunikasi dengan baik. Mereka sibuk dengan dunianya masing-masing.
Nah inilah yang saya sebut dengan “kehilangan attitude dalam kehidupan sehari-hari”
Kalau Anda tegas dalam hal ini (memimpin gadget) maka kekuatan fokus anda untuk menggali potensi diri akan lebih mudah..
Dari beberapa contoh kasus aktivitas bersosial media yang saya utarakan di atas kita dapat mengambil kesimpulan bahwa :
Efek negatif sosial media dan efek positif sosial media mempunyai kaitan yang cukup erat. Jika kita tidak smart maka kita akan menjadi korban dari efek negatif sosial media. Untuk efek positif dari sosial media anda mungkin sudah merasakan manfaatnya, saya tidak perlu menjelaskan lagi.
Situasi masyarkat Indonesia yang seperti ini sangat di manfaatkan oleh brand, produk, jasa dan personal profil. Mereka memanfaatkan sosial media untuk berpromosi dan membuat kenaikan positif dari apa yang mereka inginkan dari sosial media. Seperti yang saya lakukan yaitu memilih SEO (Search Engine Optimized) dan sosial media yang secara keseluruhan digital marketer expert sebagai profesi saya saat ini.
Begitu dahsyatnya manfaaat dari sosial media untuk sebuah brand, produk, jasa, dan personal profil jika benar-benar fokus dan menggali lebih dalam teknik dari sosial media yang efektif dan positif.
Kesimpulan dari semuanya adalah berfikirlah creative, think smart, dan cermat dalam bersosial media. Jadikanlah sebuah manfaat yang positif dari sosial media, Jangan sampai anda terjebak atau menjadi korban dari efek negatife sosial media.
Comments (6)
Ulasan yang mantap dan menambah wawasan baru ………..
Ulasan yang mantap dan menambah wawasan baru ………..
Super lengkap, makasih
Super lengkap, makasih
[…] baru (era digital) adalah istilah yang di gunakan dalam kemunculan digital, jaringan internet khususnya teknologi […]
[…] baru (era digital) adalah istilah yang di gunakan dalam kemunculan digital, jaringan internet khususnya teknologi […]