Dampak Media Sosial Di Kalangan Pemertintah
Penggunaan media sosial di pemerintahan bukanlah tanpa tujuan. Secara general, seluruh program pemerintah termasuk penggunaan media sosial ditujukan tentunya untuk membantu pembangunan menjadi lebih baik. Lebih spesifik, penggunaan media sosial ditujukan untuk menghadirkan negara lebih dekat dengan rakyat dan membangun partisipasi masyarakat.
Di Chili, Fiji dan India, penggunaan media sosial dan teknologi di bidang pemerintahan telah menunjukan beberapa dampak perubahan positif, terutama dalam hal mendukung kemajuan pembangunan. Di Chili, sistem e-procurement ChileCompra telah digunakan untuk memungkinkan pemerintah dan warga membandingkan biaya tawaran-ke dan jasa yang dibeli pemerintah (mirip dengan tender proyek di Indonesia).
Lebih dari 500 tawaran harga jasa outsourcing dari lebih dari 6.000 penyedia disertakan di dalam sistem. Sistem ini berhasil menghemat sekitar $ 150 juta pertahun dengan mencegah inflasi yang diakibatkan korupsi oleh kontraktor dan pejabat. Guna mengurangi korupsi sistem ini diperluas di bisnis-bisnis kecil yang bisa berpartisipasi dalam proses penawaran pemerintah.
Selain itu, penggunaan teknologi dan media sosial di Fiji pun telah menunjukan hasil perubahan positif di persepsi publik terhadap korupsi pemerintah. Persepsi publik terhadap tingkat korupsi membaik dan ada kenaikan respon dari pemerintah terhadap kebutuhan dari masyarakat.
Sedangkan di India, catatan properti pedesaan telah didigitalisasi secara online sehingga meningkatkan kecepatan dan pembaharuan akses. Secara bersamaan, langkah ini juga menghapus peluang bagi para pejabat lokal untuk menerima suap seperti yang sebelumnya merajalela.
Salah satu sistem catatan tanah online di India, tepatnya di Karnataka, diperkirakan menyelamatkan 7 juta petani, 1,32 juta hari kerja dan Rs. 806 juta suap terhadap pejabat lokal dalam beberapa tahun pertama pemanfaatannya. Sebelum diberlakukan sistem ini, rata-rata pertukaran tanah membutuhkan Rs. 100 untuk suap. Sementara, penggunaan sistem ini hanya membutuhkan biaya Rs.2.
Di Indonesia sendiri, penggunaan media sosial di kalangan pemerintahan untuk menjalin komunikasi dengan masyarakat juga sudah menunjukan beberapa dampak positif. Salah satu contoh dari kesusksesan pemanfaatan media sosial oleh pemerintah guna menanggulangi salah satu masalah sosial adalah Peta Jakarta. Peta Jakarta merupakan platform yang dikelola atau dipimpim oleh SMART Infrastructure Facility bekerjasama dengan BPBD DKI Jakarta dan Twitter. Peta Jakarta memanfaatkan kekuatan media sosial untuk mengumpulkan, memilah dan menampilkan informasi tentang banjir bagi warga Jakarta secara real time. Peta Jakarta merupakan platform yang konsepnya menyerupai Floodtags milik pemerintah Belanda.
Peta Jakarta memudahkan pemerintah untuk mengetahui pemetaan banjir dan mempercepat proses penanggulangan. Selain itu, Peta Jakarta juga memudahkan warga Jakarta lain mengetahui daerah mana saja yang terkena banjir sehingga bisa menghindarinya untuk efisiensi perjalanan. Informasi dari media sosial yang dimanfaatkan pemerintah ini bisa menolong baik pihak pemerintah maupun warga sekaligus.
Selain itu dari sisi masyarakat pun menunjukan dukungan dan dampak positif penggunaan media sosial di pemerintahan. Muncul beragam inisiatif dan dukungan dari masyarakat. Salah satu bentuk partisipasi masyarakat dalam mendukung penggunaan media sosial pemerintah tercermin di komunikasi bencana. Salah satunya yaitu saat bencana erupsi gunung Kelud. Pada saat itu, masyarakat ikut ambil andil di dalam fase pemulihan melalui media sosial. Bantuan dari masyarakat ini memudahkan pemerintah dalam menanggulangi bencana. Tidak hanya membagi informasi seputar kebencanaan seperti @BNPB masyarakat ikut membantu dengan berinteraksi melalui media sosial.
Partisipasi masyarakat tersebut tercermin dari bantuan masyarakat menginfokan kebutuhan logistik di tempat pengungsian. Beberapa pengguna Facebook ikut membantu menginfokan kebutuhan pengungsi seperti makanan, pakaian dan obat-obatan. Hal ini memudahkan kerja dari tim penanggulangan bencana sebab semakin banyak dan semakin luas indormasi tersebar, semakin besar peluang bantuan bertambah.
Pemanfaatan media sosial yang dibuat oleh masyarakat adalah Sebangsa (One Nation), sebuah aplikasi media sosial untuk berbagi informasi dan keluhan kepada pihak pemerintah. Sebangsa memiliki interface yang hampir sama dengan Facebook, Twitter dan LINE, hanya saja interaksi di dalamnya berkaitan dengan kondisi sosial masyarakat di Indonesia. Sebangsa merupakan inisiatif dari masyarakat, dimotori oleh Enda Nasution dan pada tahun 2014 mulai diluncurkan dalam masa uji coba.
Leave a Reply