Social Media Marketing Sebagai Cara Untuk Membuat Pembelian Ulang
Social media marketing sebagai sebuah alat yang menawarkan sebuah peluang yang unik untuk memasarkan bisnis, produk, dan jasa yang sebelumnya tidak pernah exist untuk beberapa dekade yang lalu. Di dalam masa yang sekarang ini pembisnis perlu melakukan eksperimen dan melakukan penyesuaian terhadap keadaan pasar dengan menggunakan taktik social media marketing untuk mencapai goal dari perusahaan tersebut. Menjadi salah satu marketing tools yang digunakan dalam menarik konsumen, sosial media tidak boleh hanya bersifat konstan atau hanya diam saja, namun sosial media harus dapat mempunyai:
1) Be Active (Menjadi lebih aktif)
Di dalam dimensi menjadi lebih aktif ini adalah sosial media harus selalu aktif dan update dalam menampilkan profil, aplikasi yang ingin disharingkan, melakukan diskusi dan interaksi dengan konsumen.
2) Be Interesting ( Membuat menjadi menarik)
Dalam dimensi ini sosial media perlu untuk menyediakan konten yang menarik, topik yang terbaru, serta dapat membawakan topik yang interaktif terbuka.
3) Be Humble (Menjadi lebih rendah hati)
Dalam dimensi ini adalah tidak memancarkan sifat yang ada perasaan superioritas atau menjadi yang terutama kepada konsumen. Terkadang mereka ingin mengetahui lebih banyak melalui sosial media karena mereka mengurangi menghabiskan waktu berjam-jam untuk dipakai dalam SM Websites dan aplikasi.
4) Be Unprofessional ( Menjadi lebih tidak profesional)
Di dalam dimensi ini, sosial media harus mencoba untuk mengurangi pandangan yang kuat dari konsumen menjadi yang terlihat sangat profesional. Sosial media tersebut perlu untuk mau menerima saran atau terbuka terhadap saran dan mencoba untuk menyenangkan atau menarik konsumen.
5) Be Honest ( Menjadi lebih jujur)
Di dalam dimensi ini, sosial media harus menjadi lebih jujur dan bertanggung jawab terhadap rule of the game. Jika melakukan sesuatu langkah yang salah, maka rumor akan tersebar dengan cepat.
Perceived Service Quality
Perceived service quality adalah merupakan pendapat konsumen mengenai keseluruhan keunggulan produk atau superioritas produk yang ada. Perceived service quality sebagai sebuah strategic tool untuk menentukan posisi dan juga sarana untuk mencapai efisiensi operasional dan meningkatkan kinerja bisnis. Dimensi mengenai perceived service atau persepsi layanan menurut konsumen terhadap sosial media adalah sebagai berikut:
1) Entertainment
Media sosial merupakan salah satu alat komunikasi. Di dalam hal ini sosial media tidak hanya diperlukan sebagai salah satu alat untuk media komunikasi saja namun sosial media juga perlu adanya kondisi yang “having fun” atau menyenangkan dan dapat juga mempengaruhi konsumen untuk tertarik terhadap sosial media tersebut.
2) Interaction
Dimensi yang kedua ini adalah dimensi yang penting dalam membangun sebuah persepsi di dalam sosial media. Sosial media diperlukan oleh konsumen dalam memberikan informasi, berbagi informasi, dan sebagai sebuah atribut dalam bertukar opini.
3) Trendiness
Dimensi ini juga tidak dapat dipisahkan di dalam sosial media. Dimensi ini berkaitan kondisi yang modern atau kondisi yang baru. Di dalam dimensi ini adalah berkaitan dengan konten yang disediakan oleh sosial media tersebut merupakan konten yang memberikan informasi yang baru, dan menggunakan sosial media merek tersebut merupakan suatu hal yang trendi.
4) Customization
Di dalam dimensi customization ini menyediakan pencarian informasi yang bermacam-macam yang disesuaikan atau berdasarkan permintaan konsumen. Selain itu di dalam sosial media tersebut juga menyediakan pelayanan yang dapat dikustomisasi atau yang diberikan berdasarkan permintaan dari konsumen juga.
5) Word of mouth
Dimensi ini merupakan dimensi yang menjadi bagian yang penting di dalam perceived service quality dalam sosial media. Word-of-mouth yang dimaksud di dalam dimensi ini adalah berkaitan dengan kemauan dari pelanggan yang menggunakan sosial media tersebut untuk meneruskan informasi kepada pelanggan lainnya berupa merek, produk, dan jasa. Serta di dalam hal ini berkaitan dengan kemauan konsumen untuk mengunggah konten yang dari sosial media merek tersebut kepada sosial media milik dari pengguna itu sendiri melalui blog atau sosial media pelanggan.
Brand Image
Selain brand merupakan suatu yang penting di dalam meningkatkan minat beli di dalam masyarakat, brand image juga merupakan sesuatu yang perlu dipertimbangkan. Beberapa praktisi dan peneliti juga setuju mengenai pentingnya menekankan brand image.
Hal ini dikarenakan dengan menciptakan dan memberikan brand image juga dapat menolong konsumen untuk melakukan proses informasi, memberikan nilai dengan cara yang berbeda, memberikan perbedaan antara brand atau merek sendiri dengan merek atau brand milik pesaing.
Brand image adalah persepsi tentang merek atau brand yang tercermin dari asosiasi merek yang tertanam dalam memori konsumen. Brand image sekelompok keyakinan konsumen yang berpegang pada merek tertentu.
Brand image dibentuk dari bermacam-macam asosiasi brand yang konsumen kembangkan di dalam pikiran mereka. Brand image ini dapat diklasifikasikan menjadi tiga kategori, yaitu:
1) Atribut
Atribut merupakan sebuah fitur yang mana konsumen pikirkan mengenai sebuah produk atau jasa tersebut punyai. Terdapat dua jenis atribut, yaitu product-related dan non-product-related atribut. Sebelumnya, berhubungan dengan fungsi produk atau layanan, dan aspek yang terakhir adalah berhubungan dengan pembelian atau konsumsi, yaitu yang tidak terkait secara langsung dengan kinerja atau fungsi dari produk dan layanan
2) Benefit
Di dalam Keller pada tahun 1993 mendeskripsikan mengenai benefit sebagai sesuatu yang “konsumen pikirkan sebuah produk atau jasa yang dapat dilakukan untuk konsumen”. Terdapat tiga kategori dalam benefit:
- Fungsional benefit
Fungsional benefit merupakan benefit yang paling dasar dalam produk dan jasa. Ini adalah benefit kebutuhan dasar. - Experiental benefit
Experiental benefit yang dimaksud di dalam ini adalah berupa kepuasan kebutuhan secara experiential meliputi sensory pleasure atau yang dapat disebut kesenangan indera, varietas, dan stimulasi kognitif. Hal ini dapat disebut sebagai pengalaman konsumen tersebut ketika menggunakan produk atau jasa mereka. - Symbolic benefit
Symbolic benefit dalam hal ini lebih mengarah kepada kebutuhan akan adanya social approval atau yang dapat disebut sebagai persetujuan sosial atau ekspresi personal dan outer-directed self-esteem atau yang dapat disebut sebagai kepercayaan diri yang diarahkan dari luar. (Keller, 1993) - Brand Attitudes
Brand attitudes mengindikasi sebuah evaluasi yang dibuat oleh konsumen mengenai sebuah brand .Brand attitudes terdiri dari:
-Kepercayaan konsumen mengenai produk dan jasa (contoh: sejauh mana yang konsumen pikirkan mengenai brand yang memiliki atribut yang pasti atau benefit yang pasti).
-Keputusan evaluatif mengenai kepercayaan tersebut (Contoh: baik atau buruk atribut dan benefit tersebut).
Brand images tidak hanya diciptakan oleh perusahaan, tetapi mereka dibentuk oleh konsumen.
Repeat Purchase
Pembelian ulang atau yang dapat disebut dengan repeat purchase adalah merupakan suatu kegiatan pembelian kembali salah satu keputusan pembelian konsumen yang diantaranya adalah dipengaruhi oleh faktor psikologi.
Pembelian ulang merupakan suatu sikap perilaku konsumen yang membeli suatu produk atau jasa secara berulang-ulang tanpa adanya aspek menyukai di dalamnya, sehingga hal tersebut dapat terbentuk suatu sikap yang positif yang tercermin dan tercipta loyalitas terhadap suatu merek, produk, pemasok, atau perusahaan tertentu.
Ketika seorang konsumen melakukan pembelian ulang terhadap produk tersebut dapat dipengaruhi oleh faktor psikologi konsumen.
Repeat purchase terdiri dari dua tipe. Tipe pertama adalah pembelian percobaan dan pembelian berulang. Pembelian percobaan dalam hal ini adalah merupakan tahap penyelidikan dari perilaku pembelian dimana pelanggan berusaha mengevaluasi produk dengan langsung mencoba.
Leave a Reply