Apakah Bisnis MLM (Multi Level Marketing) itu Penipuan? – KUPAS TUNTAS
Pernahkah kamu tiba-tiba dihubungi oleh teman lamamu dan diajak berbisnis? Tapi, bisnis yang dia jelaskan tidak seperti bisnis pada umumnya. Kamu dijanjikan bisa meraup banyak keuntungan kalau mengajak orang lain untuk ikut berbisnis dengan kalian juga.
Nah, mungkin saja kamu sedang diajak untuk menjalani multi level marketing atau MLM dan kalau kamu tidak betul-betul paham cara kerja MLM ini kamu bisa kehilangan banyak waktu dan akan menjadi penyesalan, sebaliknya kalau kamu faham seluk belik MLM mungkin saja kamu bisa menjadi sukses. Nah, biar kita tidak menerka-nerka bisnis MLM itu seperti apa, Yok kita cek seluk beluk bisnis MLM yang kontroversial ini..
Industri bisnis yang terus berkembang membuat munculnya berbagai jenis bisnis baru yang menarik perhatian masyarakat. Apalagi di tengah perkembangan teknologi yang juga terus bertumbuh membuat keduanya saling bahu-membahu memunculkan bisnis baru dengan sendirinya. Tapi seperti yang kita tahu di luar itu, sebenarnya ada jenis bisnis yang sudah berlangsung lama dan tetap menarik perhatian masyarakat. Yup bisnis tersebut adalah Multi Level Marketing atau biasa dikenal dengan sebutan MLM.
Jika mendengar kata MLM, sebenarnya banyak orang yang sudah memiliki pandangan negative, Hal ini sebenernya wajar saja karena di mata masyarakat, MLM ibarat bisnis yang menipu para pengikutnya. Selain itu, citra MLM yang buruk lebih sering diciptakan oleh para pelaku atau oknum yang tidak bertanggung jawab karena menggunakan narasi berbohong di berbagai media.
Banyak sekali contoh para oknum MLM yang berbohong dengan mengatakan sudah memiliki mobil BMW padahal mobil itu mobil adalah pinjeman. Atau saat melakukan pertemuan dengan leadernya di kafe untuk pesan air mineral yang harganya hanya 5000 rupiah saja para downline suruh bayar sendiri2, Situasi ini sangat lucu menurut saya, katanya sudah kaya tapi masa cuma air mineral aja tidak bisa traktir mitra bisnisnya.
Memang tidak bisa di pungkiri kalau masyarakat sudah terlanjur tidak percaya dengan MLM. Padahal bisnis ini sendiri sudah ada sekitar awal dekade 2000an dan terus berkembang hingga detik ini. Walaupun ada sentimen negatif, MLM tetap hidup sampai sekarang karena banyak orang yang tergiur dengan janji manis para upline dan banyak orang yang ingin kaya dengan cara instan.
Untuk lebih lengkapnya, akan saya share penjelasan rinci tentang apa itu MLM dan bagaimana prinsip kerjanya. Mudah-mudahan Informasi ini bisa membuat kita lebih faham mengenai bisnis MLM, mungkin bisa saja temen-temen berubah pikiran sebelum ikut bisnis MLM atau mungkin malah malah berniat masuk ke bisnis ini.
Pertama Bagaimana Cara kerja MLM itu sendiri : Dalam bisnis ini ada prinsip kerja yang harus dilakukan dan menjadi aturan atau koridor tersendiri untuk bisa mendapatkan keuntungan. Sebenarnya prinsip kerjanya mudah dimengerti tapi akan butuh usaha besar untuk dilakukan. Bisnis MLM biasanya menjual produk seperti obat-obatan hingga kecantikan.
Dari sana, produk tersebut ditawarkan kepada orang-orang di sekitar tenaga penjual. Ya, bisnis ini lebih identik dengan pemasaran mulut ke mulut tapi dengan perkembagan teknologi seperti sekarang ini banyak yang sudah melakukan perekrutan atau penjualan melalui media sosial. Selain itu, yang akan sering digunakan di dalam bisnis MLM adalah sebutan up line dan down line. Up line adalah sebutan tenaga penjual yang memiliki bawahan yang disebut sebagai down line. Jadi bisa dibilang, up line adalah atasan dari down line. Dari down line pun bisa menjadi up line kalau sudah mempunyai bawahan.
Dikutip dari Investopedia, MLM adalah strategi yang digunakan beberapa perusahaan direct sales. Dalam strategi ini, perusahaan mendorong distributor yang sudah ada untuk merekrut distributor baru. Nantinya, distributor akan mendapat keuntungan berdasarkan persentase penjualan mereka dan penjualan distributor yang mereka rekrut.
Orang baru yang direkrut oleh distributor disebut juga sebagai downline. Semakin banyak downline yang direkrut oleh distributor, maka keuntungan distributor pun akan semakin besar. Biasanya, perusahaan yang menerapkan multi level marketing tidak memiliki toko fisik. Jadi, kalaui kita ingin membeli produk atau jasa mereka, kita harus menghubungi distributor yang telah terikat dengan perusahaan tersebut.
Dalam praktik MLM, perusahaan bisa saja memiliki ratusan hingga ribuan distributor yang tersebar di seluruh dunia. Tapi, tidak semua distributor berhasil meraih keuntungan seperti yang dijanjikan. Hal inilah yang kerap membuat orang ragu untuk menjalani bisnis MLM.
Pertanyaannya apakah MLM Ilegal? Multi level marketing atau MLM adalah strategi yang ilegal karena menggunakan skema piramida. Dilansir dari situs resmi Federal Trade Commission, skema piramida bisa disebut sebagai penipuan. Dalam skema ini, seseorang akan menjanjikanmu berbagai hal menarik yang akan kamu dapatkan jika bergabung dengan bisnis mereka. Bahkan, mereka akan menyebutkan bahwa bisnis mereka bisa mengubah hidup kita.
Padahal, nantinya sebagian besar penghasilan kita tergantung berapa banyak orang yang berhasil kita rekrut, bukan berapa produk yang kita jual. Skema ini dilakukan untuk terus merekrut distributor-distributor baru. Kemudian, uang distributor akan mengalir ke bisnis tersebut. MLM bisa dikatakan legal apabila keuntungan distributor lebih banyak diperoleh dari hasil penjualan produk. Tapi, jika keuntungan lebih berfokus pada perekrutan distributor baru, bisnis tersebut lebih tepat disebut skema piramida seperti yang di katakan oleh Federal Trade Commission yaitu bisnis penipuan
Lalu sebenernya bagaimana Cara Kerja MLM itu? Seseorang yang mengikuti multi level marketing biasanya direkrut oleh seorang distributor yang sudah berkecimpung di bisnis tersebut. Biasanya, distributor atau perusahaan mengadakan sebuah acara tertentu. Dalam acara itu, kita akan diminta untuk menikmati produk perusahaan. Jika tertarik, kita akan diajak untuk menghadiri rapat yang berisi tentang penjelasan produk, bisnis, skema, dan proses MLM.
Perusahaan kemudian akan berusaha meyakinkan kita untuk bergabung dengan bisnis mereka. Jika setuju, kita akan diminta untuk menandatangani kontrak dan membeli inventaris. Inventaris yang dimaksudkan setiap perusahaan bisa saja berbeda. Tapi, umumnya perusahaan akan meminta kita untuk membeli sebagian produk mereka. Pembelian tersebut dianggap sebagai biaya awal kita bergabung. Setelah itu, Kita akan menjalani bisnis MLM ini dengan melakukan hal yang sama seperti apa yang dilakukan oleh distributor yang merekrut kita.
Saran saya pertimbangkan dulu Sebelum menjalani bisnis MLM ini, Berdasarkan survei yang dilakukan AARP kepada pelaku multi level marketing (MLM), 47% responden mengaku kehilangan uang dan 27% responden mengaku bangkrut. Sementara itu 25% responden berhasil mendapat keuntungan dari MLM. Dari data tersebut, kita bisa melihat bahwa MLM menimbulkan keuntungan maupun kerugian bagi para pelakunya. Oleh karena itu, jika benar-benar ingin menjalani MLM, ada beberapa hal yang perlu kita pertimbangkan.
Menurut FTC, kita bisa pertimbangkan beberapa pertanyaan berikut ini sebelum bergabung dengan bisnis MLM.
- Apakah kita ingin menjadi sales person? Bergabung dengan bisnis MLM berarti kita menjalani profesi sebagai sales. Kita harus menjual produk dan meyakinkan orang lain untuk bergabung, berinvestasi, dan ikut menjual produk. Jika temen-temen tidak suka berjualan dan meyakinkan orang lain, MLM bukanlah strategi yang tepat.
- Apakah kita memiliki perencanaan penjualan yang matang? Sebelum mengikuti MLM, Kita harus memastikan bahwa produk yang kita jual disukai banyak orang. Selain itu, kita perlu memahami bahwa umumnya setiap distributor menjual produk dengan harga yang sama. Oleh karena itu, kita akan bersaing ketat dengan para distributor lainnya. Apakah kita punya sales plan yang bisa menjamin penjualan kita lancar? Pertanyaan-pertanyaan seperti ini harus bisa kita jawab, jika tidak bisa jawab, sudah pasti harus di tinggalkan.
- Apa tujuan penghasilan kita? Banyak pelaku MLM akhirnya justru mengalami kebangkrutan. Jika tujuan penghasilan kita besar, Kita perlu bekerja lebih keras daripada distributor lainnya. Ini menurut saya cukup sulit, kenapa, karena produk yang kita jual sama dengan produk distributor lain yang rata-rata memberikan harga yang sama yang tersebar di banyak kota dan itu biasanya sudah menajdi ketentuan setiap perusahaan MLM. Meskipun kalau kita lihat dari sisi lain, rejeki sudah ada yang mengatur. Tapi perlu di ingat, situasi yang tidak sehat juga harus kita ambil sebagai pertimbagan.
- Apakah kita siap menanggung risiko? MLM adalah strategi bisnis yang penuh risiko. Meskipun biaya pendaftarannya mungkin terkesan rendah, tetapi kita akan memiliki banyak pengeluaran. Kita perlu melakukan pelatihan, perjalanan, promosi, pembelian produk, sampai gathering yang bisa memakan banyak biaya. Selain itu, pastinya kita juga membutuhkan banyak waktu untuk mempromosikan bisnis kita. Jika gagal, usaha kita selama mengikuti MLM akan sia-sia. Kenapa seperti itu, karena bisnis MLM dengan skema piramida perbandingan suksesnya dengan bisnis lain itu sangat jauh.
Kalau ada yang bilang MLM bisnis sampingan itu menurut saya sangat tidak pas karena kita tidak akan berhasil kalau hanya sebagai sampingan. Faktanya para pelaku MLM setiap hari sibuk kesana kemari untuk prospek orang-orang baru, belum lagi untuk biaya transportasi dan biaya lainnya.
Leave a Reply