Public Relations on the Net: Perspektif Baru Tentang Humas
Perkembangan Public Relations (PR), baik sebagai ilmu maupun profesi, tidak bisa terlepas dari perkembangan teknologi komunikasi. Pengaruh teknologi komunikasi terhadap PR bisa berbentuk hanya sebagai media PR atau menjadikan sebuah kegiatan PR yang memiliki perspektif baru, sehingga memunculkan istilah cyber PR, Net PR, dan nama lain bentuk kegiatan atau bidang kajian PR dalam dunia cyber (dunia maya).
Popularitas istilah cyber mulai muncul sekitar akhir tahun 1990-an, ketika jaringan komputer sudah mampu menyimpan dan mengirim data dalam jumlah besar dengan kecepatan yang sangat tinggi. Rogers dalam bukunya, Communication Technology, mengemukakan, telah terjadi wujud teknologi komunikasi mutakhir pada pasca 1980- an dengan munculnya komputer dan satelit. PR, sebagai ilmu juga profesi, merupakan sesuatu yang tidak bisa ditawar-tawar lagi untuk bersentuhan dengan teknologi komunikasi mutakhir yang bernama internet ini. Kini sudah ada program PR atau konsultan PR yang ditawarkan melalui internet, sehingga sebagai pengguna internet orang bisa mengaksesnya atau memasang iklan jasa PR dalam internet pada situs-situs internet yang banyak diakses berbagai publik pengguna internet. Kini, dalam memasuki era informasi/ komunikasi, peranan teknologi komunikasi perlu diadopsi oleh insan PR, baik sebagai user maupun membuat content teknologi tersebut. Era informasi ini, seperti dikatakan Alvin Toffler (1980), merupakan gelombang ketiga yang sangat penting dalam sejarah umat manusia. Era sebelumnya adalah gelombang kedua, ditandai dengan perkembangan industri, yakni tenaga hewan dan manusia diganti dengan mesin. Gelombang pertama adalah Pertanian (Nasution. 1989).
Public Relations on the Net: Sebuah Perspektif Baru Humas
Pengggunaan internet oleh para profesional merupakan cikal bakal dari perkembangan teknologi internet. Banyak ahli menyebutkan, pemakaian internet terutama pada masa krisis komunikasi, mengidentifikasi masalah, manajemen dan komunikasi interaktif. Penggunaan lainnya adalah pembuatan newsletter (terbitan berkala) elektronik, pengiriman pesan kepada khalayak sasaran, dan aplikasi internet dan web one to one dalam kegiatan marketing dan komunikasi (Holtz. 1999:3).
Menurut Holtz, kebanyakan aktivitas Public Relations (PR) dalam internet masih terbatas pada penggunaan media satu arah, dari atas ke bawah untuk penerbitan informasi masih menggunakan formula komunikasi massa yang tradisional. Ditambah lagi banyak perusahaan yang belum mengadopsi internet sebagai media PR atau perusahaan.
Saat ini banyak praktisi PR, sebut Holtz (1999), berbicara atas nama perusahaan telah mempertimbangkan penggunaan internet sebagai salah satu strategi komunikasi PR. Mereka tidak punya pilihan lain dan menjadikan Internet menjadi bagian dari budaya perusahaan. Melalui internet ini pula setiap individu bisa menjadi penerbit, konsumen atau melakukan kampanye untuk mempengaruhi perilaku konsumen. Khusus dalam bidang membuka perspektif baru.
Teknologi internet telah mengubah pola komunikasi PR sebelumnya yang masih konvensional seperti komunikasi dari atas ke bawah, bawah ke atas, horisontal, atau pola komunikasi massa yang dilakukan. Semua itu telah mereka tinggalkan dengan pola yang lebih aktual setelah lahirnya internet.
Internet dan intranet ini membawa perspektif dan pola baru di era informasi dalam bentuk jaringan teknologi yang memungkinkan setiap orang mengakses kemana saja untuk memenuhi kebutuhannya. Bagi organisasi atau perusahaan yang mengadopsi internet akan mengalami perkembangan pesat di tengah-tengah masyarakat informasi yang semakin heterogen dan dapat meraup khalayak atau pasar sasaran yang lebih besar jumlahnya.
Melalui internet pula annual report (laporan tahunan) yang dibuat divisi PR perusahaan dapat memasukkannya ke dalam situs/web perusahaan atau perusahaan jasa PR di internet. Tidak perlu mengirimkannya seperti cara-cara konvensional melalui pengiriman via pos dan lainnya.
Internet, bagi PR, dapat melakukan penggunaan internet dan commercial online yang mampu menjangkau publik yang lebih luas. Kini, dunia PR memasuki masa keemasan, karena teknologi internet ini telah membawa praktisi mampu mencapai publik sasaran secara langsung, tanpa intervensi dari pihak-pihak lain, seperti redaksi atau wartawan di media massa, yang biasanya bertindak sebagai penjaga gawang pesan komunikasi dan melakukan penyensoran terhadap pesan informasi PR bagi khalayak (publik).
Beberapa di antaranya yang bisa dilakukan praktisi PR melalui penggunaan internet adalah sebagai berikut:
Pertama, PR harus menyadari bahwa khalayak/publik dapat mengakses semua Press Release atau News Release yang dikirimkan melalui internet atau server, dengan menggunakan katakata yang mudah dicari dan dipahami khalayak.
Kedua, publik dapat mengakses press release dalam home page yang ada di World Wide Web (bila perusahaan itu telah memiliki home page)
Ketiga, PR dapat membuat mailing list dari publiknya. Mailing list adalah perangkat elektronik yang dapat menyebarkan press release kepada publiknya melalui kotak e-mail.
Semua aktivitas PR di atas, yang melalui internet tersebut, memungkinkan PR menjalin hubungan baik untuk mempertahankan dukungan publik internal dan eksternalnya. Publik akan sangat tergantung kepada PR sebagai sumber informasi berita yang tidak tersaji di suratkabar dan media massa lain. Melalui iternet, PR dapat menghemat biaya dibanding harus mengirim press release melalui pos atau faks.
Kendati PR melakukan penggunaan internet, tidak berarti harus menyepelekan media lainnya. Media selain internet tetap menjadi bagian penting dalam melakukan penyebaran berita atau informasi PR.
informasi cepat sampai pada publik; (2) bagi PR, internet dapat berfungsi sebagai iklan, media, alat marketing, sarana penyebaran informasi, dan promosi; (3) siapa pun dapat mengakses internet; (4) tidak terbatas oleh ruang dan waktu; dan (5) internet dapat membuka kesempatan melakukan hubungan komunikasi dalam bidang pemasaran secara langsung.
Lebih jauh, Shel Holtz (1999), dalam buku Public Relations on the Net mengemukakan beberapa pendekatan strategi PR , yaitu di antaranya: (1) pertemuan antar pihak manajemen (yang telah dibreafing oleh PR) dengan perwakilan dari kantor pajak; (2) mengadakan open house untuk menginformasikan program-porgam perusahaan yang telah mempekerjakan karyawan lokal (komunitas terdekat) yang memiliki keahlian memadai; (3) mengirim press release tentang investasi perusahaan sebagai informasi komunitas (lokal) dan dampknya terhadap sosial ekonomi mereka; (4) membuat website (situs web) perusahaan membentuk citra positif di mata publiknya; dan (5) berpartispasi dalam kelompok diskusi tertentu dan membicarakan perkembangan dan situasi negara.
Keberhasilan program PR tergantung pada siapa publiknya, bagaimana strategi yang digunakan, dapat tidaknya mempengaruhi kemampuan perusahaan dalam membina hubungan baik dan dialog yang sehat agar perusahaan dan publiknya semakin dekat.
Leave a Reply