Pentingnya Personal Branding dan Manfaat Personal Branding
Selama ini istilah “brand”, biasanya selalu lekat dengan suatu perusahaan, produk maupun suatu organisasi. Dalam Bahasa Indonesia, kata brand diartikan sebagai nama merek. Sedangkan brand itu sendiri sebenarnya banyak cakupannya, meliputi logo, simbol, dan sebagainya. Branding memang dikenal dengan beberapa klasifikasi, misalnya Product Branding, Corporate Branding, bahkan kemudian belakangan dikenal pula Internal Branding, City Branding, dan lain sebagainya. Namun saat ini ternyata tidak hanya produk, perusahaan, maupun suatu organisasi saja yang dapat melakukan branding. Seseorang atau individu pun dapat melakukan branding terhadap dirinya, yang kemudian disebut dengan istilah Personal branding.
Semua orang yang berupaya untuk membangun karir dapat dianggap sedang berusaha untuk menciptakan brand-nya sendiri. Fakta ini benar-benar terjadi terutama bila dikaitkan dengan public figure (tokoh masyarakat) seperti politisi, entertainer, atau atlet profesional. Semua public figure bersaing demi mendapat keuntungan dan dukungan oleh masyarakat sehingga mereka berusaha agar bisa diterima oleh masyarakat melalui citra yang diinginkan dan kuat. Seseorang tidak harus terkenal untuk dipandang sebagai sebuah brand. Personal branding merupakan hal yang tidak bisa dipandang sebelah mata. Membentuk personal branding adalah sesuatu yang penting saat ini. Membicarakan personal branding berarti membahas mengenai “value” atau “nilai”diri kita.
Setiap orang akan dinilai oleh orang lain. Baik itu dari penampilan fisik, kepribadian, maupun karakter. Dan ini-lah yang akan melekat pada kita, yang akhirnya digunakan oleh orang lain mencap bagaimana diri kita. Sangat perlu bagi kita mempersiapkan diri untuk mempunyai personal branding atau “merek diri” yang positif. Karena hal ini akan menjadikan diri kita pantas untuk dihargai, dimiliki, bahkan untuk disayangi orang lain. Bahkan mungkin “dibeli” oleh orang lain. Dalam kehidupan ini, kita akan selalu melakukan kegiatan-kegiatan yang terus kita lakukan selama hidup kita. Dari kegiatan-kegiatan ini-lah yang menyebabkan kita mempunyai suatu kebiasaan. Bila kebiasaan-kebiasaan ini terus dipelihara akan melahirkan sebuah karakter di mana karakter ini-lah yang menjadi salah satu penilaian orang lain terhadap diri kita. Bagaimana kita berpenampilan pun akan mencerminkan siapa diri kita, oleh karena itu kita pun perlu menjaga penampilan kita.
Penampilan, kepribadian, dan karakter merupakan elemen pembentuk personal branding. Personal branding yang unik, artinya tidak dimiliki oleh banyak orang, cenderung mempunyai daya jual yang tinggi. Personal branding berbeda dengan titel atau gelar yang kita punya, karena personal branding tak semudah kita mendapatkan ijazah atau gelar. Personal branding diraih dengan perjuangan yang terus menerus dari waktu ke waktu. Banyak dari kita menilai orang yang berhasil karena memiliki personal branding yang bagus, tetapi jarang dari kita mengetahui perjuangannya dalam memperoleh personal branding yang ingin dibangun. Berdasarkan teori menurut Kristie Tamvecius dan Hubert K. Rampersad, untuk membangun Personal Brand pun diperlukan terdapat tahaptahap tertentu.
Seiring dengan perkembangan teknologi saat ini, personal branding pun dapat dibangun dengan memanfatkan teknologi media massa, yaitu melalui internet atau media online. Online personal branding sebenarnya bukan hal baru di dunia teknologi informasi. Para penggiat dunia internet dan teknologi informasi sebenarnya telah melakukan online personal branding, bahkan sering hidup dari hasil kegiatan tersebut, meskipun kadang mereka tidak sadar melakukannya. Para programmer open source melakukan personal branding ketika mereka mengembangkan suatu software dan me-release-nya dengan bebas (free) ke publik. Para system administrator, system analyst, dan security expert, semakin meningkat personal branding-nya ketika mereka berhasil membuat tulisan menarik dan unik di blog mereka tentang tren terbaru di bidangnya masingmasing. Personal branding semakin cepat terbentuk karena fenomena boomingnya layanan situs social networking bagi pengguna internet.
Situs jejaring sosial diawali oleh Classmates.com pada tahun 1995 yang berfokus pada hubungan antar mantan teman sekolah dan SixDegrees.com pada tahun 1997 yang membuat ikatan tidak langsung. Dua model berbeda dari jejaring sosial yang lahir sekitar pada tahun 1999 adalah berbasiskan kepercayaan yang dikembangkan oleh Epinions.com, dan jejaring sosial yang berbasiskan pertemanan seperti yang dikembangkan oleh Uskup Jonathan yang kemudian dipakai pada beberapa situs UK regional di antara 1999 dan 2001.(www.eepis its.edu update 7 Juli 2009). Inovasi meliputi tidak hanya memperlihatkan siapa berteman dengan siapa, tetapi memberikan pengguna kontrol yang lebih akan isi dan hubungan.
Jejaring sosial merupakan struktur sosial yang terdiri dari elemen-elemen individual atau organisasi. Jejaring ini menunjukkan jalan di mana mereka berhubungan karena kesamaan sosialitas, mulai dari mereka yang dikenal seharihari sampai dengan keluarga. Istilah ini diperkenalkan oleh profesor J. A. Barnes di tahun 1954. Jejaring sosial bisa dikatakan sebagai suatu struktur sosial yang dibentuk dari simpul-simpul (yang umumnya adalah individu atau organisasi) yang diikat dengan satu atau lebih tipe relasi spesifik seperti nilai, visi, ide, teman, keturunan, dan lain-lain.
Dengan kata lain, jejaring ini merupakan suatu jalan di mana setiap individu maupun organisasi berhubungan baik dalam dunia maya. Jejaring sosial di dunia maya ini berbasiskan web yang menyediakan beragam cara bagi pengguna untuk berinteraksi antar sesama. Sebenarnya, jejaring sosial (social networking) ini sudah lama ada seperti chatt, email, blog, mailing list, dan lain sebagainya. Kebanyakan dari jejaring sosial ini memberikan layanan untuk membuat biodata diri, seperti meng-upload foto, hobi, dan dapat menjadi teman antarpengguna jejaring sosial.
Jejaring sosial pada umumnya memiliki fungsi yang dapat dimanfaatkan oleh pengguna dalam hal:
- Memperluas interaksi berdasarkan kesamaan nilai yang dimiliki masingmasing individu.
- Menambah wawasan dan atau pengetahuan dengan sarana information
- sharing dan comment
- Pencitraan atau memasarkan diri secara artian positif, dalam hal ini juga berkaitan dengan prestige dan kemauan untuk update teknologi informasi.
- Media transaksi dan pemikiran dalam hal perdagangan, politik, budaya, bahkan dimungkinkan juga pendidikan.
Tentunya masih banyak fungsi lain dalam pemanfaatan jejaring sosial di atas, sehingga tak heran bermunculan banyak sekali sarana jejaring sosial dengan berbagai kelebihan dan kekurangannya, misalnya Friendster, Hi5, Flixster, MySpace, Tagged, Multiply, Twitter, serta Facebook yang saat ini menjadi fenomena di antara para penikmat situs jejaring sosial.
Situs social networking yang menjadi fenomena di Indonesia adalah Facebook. Fenomena Facebook memang luar biasa, selain saat ini situs tersebut mencapai posisi teratas ke-5 di dunia, Facebook juga menciptakan standar baru dalam hal situs pertemanan. Teknologi yang digunakan Facebook memang jauh di atas pesaingnya. Pengguna Facebook menghabiskan 13,9 miliar menit pada situs jejaring sosial tersebut pada bulan April lalu. Angka tersebut merupakan peningkatan yang pesat dari 1,7 miliar menit di bulan yang sama tahun 2008. Data tersebut terungkap dalam sebuah laporan The Nielsen Co. Peningkatan 70% pengguna membuat Facebook dapat dengan mudah mempertahankan posisinya sebagai pemimpin di industri jejaring sosial.
Di Indonesia pun Facebook telah memikat jutaan hati penggunanya. Mulai dari anak sekolah, mahasiswa, karyawan, ibu rumah tangga, selebriti, hingga politisi, kini memiliki jejaring sosial Facebook. Facebook adalah situs nomor 12 yang paling banyak dikunjungi di Indonesia, menurut situs statistik Alexa.com. Di Asia sendiri, Indonesia adalah negara nomor satu sebagai pengguna Facebook dan nomor empat di tingkat dunia. Tercatat empat belas juta orang Indonesia sudah mempunyai akun di Facebook dan terus bertambah. Facebook saat ini memang magnet bagi banyak orang. Tidak heran karena Facebook memanjakan para penggunanya dengan berbagai fitur dan kemudahan-kemudahan di dalamnya. Selain kita bisa menambah teman baru, kita pun bisa bertemu kembali dengan teman-teman lama. Saling bertukar cerita, meng-upload foto-foto lama maupun baru, mengirim email bahkan chatting pun dapat dilakukan di Facebook.
Hal ini menjadi satu hal yang menarik bagi setiap orang terutama di Indonesia, karena ada keinginan dalam diri setiap pribadi untuk membandingkan apa yang dipunyai saat ini dengan orang lain. Perbandingan yang ingin dilihat antara lain adalah apa yang sudah dipunyai teman, kemampuan apa yang saat ini bisa dilakukan oleh orang lain, dan pembanding-pembanding lainnya. Keinginan untuk memamerkan diri. Ingin memperlihatkan “siapa saya”, yang salah satunya bisa terlihat dengan memperhatikan foto-foto yang beredar di Facebook. Sedangkan hasrat atau keinginan untuk menunjukkan bagaimana diri kita di mata orang lain ini pun berkaitan dengan personal branding.
Leave a Reply