Cara Menentukan Harga Jasa Programmer / Developer
Di beberapa komunitas pemrograman dan developer, salah satu pertanyaan yang cukup sering diajukan adalah “bagaimana cara menghitung harga website / software / aplikasi mobile”. Harga memang menjadi salah satu tantangan bagi para pegiat bisnis IT. Tidak hanya bagi pemula, terkadang yang sudah berpengalaman pun masih belum punya standar baku bagaimana cara menghitung harga.
Jika salah dalam menentukan harga, bisa-bisa kita rugi. Dalam artikel ini saya akan membahas cara menentukan harga proyek IT untuk freelancer. Cara ini kurang tepat jika sudah melibatkan tim dalam proyek, karena jika bicara tim, banyak variabel yang terlibat, yang mungkin tidak ditemui di dunia freelancer.
Jika menghendaki harga yang pantas dan ideal, itu subjektif, silahkan tentukan berdasarkan usaha yang akan dikeluarkan dan alokasi waktunya. Dan pasang harganya. Yang penting sudah mengukur sendiri harga yang pantas. Jangan sampai, Anda memberikan harga 3 juta rupiah, namun, ternyata biaya yang dari internet dan lain-lain melebihi harga yang Anda pasang.
Nah dalam artikel ini di jelaskan agar programmer/desainer software junior dapat menentukan harganya
Mari kita perhatikan 5 hal yang mempengaruhi harga jasa kamu di dunia software engineering sebagai berikut :
Daftar Isi
1. Scope pekerjaan.
Scope adalah segala hal yang ada di dalam produk software/produk dari project TI dan segala proses di dalamnya.
Mendefinisikan apa yang diminta, apa yang mesti dikerjakan, dibagi step-stepnya (rencana->rancangan) sampe menjadi rangkaian berurut apa saja yang dikerjakan. Dengan demikian, dapat diestimasi jadwal dan waktu pengerjaannya.
Contoh, ketika saya dari tidur ingin berangkat ke sekolah :
- Saya bangun tidur (15 menit), kemudian
- saya mandi (15 menit), kemudian
- saya sarapan (30 menit), kemudian
saya berangkat ke sekolah (20 menit).
2. Proses pengerjaan,
Sulit kah? mudah kah? simple kah? kompleks kah?
Lalu bagaimana proses yang mesti saya ikuti? banyak kah? tentu mesti memperhatikan, jika ternyata proses untuk mengerjakan codingannya ataupun desainnya, bisa memakan waktu berjam-jam.
Mulai dari :
- memahami klien kemudian menganalisis kehendak si klien;
- brainstorming, berguna untuk mendefinisikan semua kebutuhan biar bisa dikerjakan menjadi karya kita;
- inisialisasi, mulai dari kamu corat-coret desain/coba-coba code init/awal sampe jadi prototyping;
- prototyping, membuat karyamu sampe dengan prototype;
- development/design, mulai deh ngembangin sampe memroses semua kebutuhan menjadi produk
- revisi, mesti ketemu bagian ini, kadang ada saja bagian yang tidak sesuai kehendak klien, nah ini mesti diperhitungkan;
- final version, ketika sudah direvisi, dipoles, dibungkus, terus diserahin deh ke klien.
Prosesnya cukup panjang, Oleh karena itu perlu perlu diperhatikan, jangan sampai harga yang Anda pasang tidak sesuai.
Nah, ada beberapa hal itu bisa dikerjakan bersamaan atau serentak (jika Anda mengerjakannnya dengan tim), tentu ada beberapa proses bisa dihemat waktunya. Coba lihat ilustrasi berikut :
Kalo dilihat dari gambar di atas, tentu kita bisa memperkirakan, task apa saja yang bisa dikerjakan dalam 1 waktu bersamaan, dan mana yang tidak bisa. Jika tidak bisa, terus taruh di mana prosesnya..apa dikerjakan duluan, apa dikerjakan belakangan? tentu kalau ingin mengerjakan sesuatu, kerjakan dari yang paling mendasar.
3. Standar harga per jam kerja (hourly rate)
Di bagian ini, Tidak bisa sembarangan menentukan. Anda harus tahu gaji/rate bayaran Anda berapa yang pernah Anda terima? Lalu itu dikerjakan berapa lama?
Misal :
Anda pernah kerja 2 minggu (10 hari kerja, minus sabtu-minggu) dibayar Rp 3.000.000
Sehari kerja dari jam 09:00 – 12:00, dilanjut ishoma, terus jam 13:00 – 16:00, berarti kalo ditotal : 6 jam kerja.
Dan jika kita konversi menjadi perjam, rumusnya: Harga / total jam kerja / total hari
Rp. 3.000.000 / 6 / 10 = Rp 50.000
Berarti Anda dibayar Rp50.000,- per jam. Rate ini selalu naik seiring pengalaman, tentunya bila dinamika perubahannya naik, dalam artian, Anda sudah mengalami pengalaman yang banyak, yang dulunya sulit, jadi gampang, skill bertambah, dan beberapa project Anda jadi terbiasa garap (pengalaman).
Semakin tinggi pengalaman, rate tentu semakin tinggi juga.
Apalagi dibarengi skill yang makin tinggi pula (semakin banyak pengalaman, mestinya semakin beragam pula soft skill yang dikuasai). Jika Anda sudah 10 kali project dalam 2 tahun dengan hourly rate Rp 50.000,-… pas tahun ke-3, ya naikin lagi hourly rate jadi Rp 75.000,- atau Rp 100.000,-.Apalagi dalam 2 tahun itu kamu sudah belajar banyak, ditambah sekolah lagi, bisa berkali-kali lipat.
Dan lagi-lagi, Perhatikan juga standar gaji di dunia saat ini. (coba googling : salary guide [tahun], contoh : salary guide 2014, saya gak akan jelasin ini, cari di google dan baca sendiri sesuai posisi Anda di pekerjaan, bila orang kerja dibayar per bulan (20 hari kerja) sekian rupiah, tentu bisa dihitung per jamnya).
Tentunya jika Anda di tahun kedua pernah mendapatkan proyek membuat sistem informasi perkantoran dengan harga Rp 60.000.000,-, kemudian di tahun ke empat jangan pasang 60jt lagi, tapi dinaikin. Berapa besar kenaikannya? kalau masih kesulitan menentukan, kembali ke pembahasan kita di atas yang baru kita bahas dan perhatikan di salary guide untuk profesi kita di tahun ke-4 besar gaji/rate-nya berapa.
Berikut ini contoh hourly rate di beberapa negara
Mahal ya? iya, di sana dihargai lebih. Kalo rate di atas diterapkan di indonesia, tentu tidak pas, Oleh karena itu harus cek salary guide untuk Indonesia.
4. Investasi
Seluruh hal yang berhubungan dengan proses yang dikerjakan di atas, dan biaya yang keluar karena hal tersebut. Seperti yang saya jelaskan di atas.
- Saya bangun tidur (15 menit) -> gratis
- saya mandi (15 menit) -> sabun : Rp 2000, sampoo Rp 1000, pasta gigi+sikat giginya : Rp 8000
- saya sarapan (30 menit) -> sarapan ketoprak : Rp 6000, jalan kaki ke TKP
- saya berangkat ke sekolah (20 menit) -> berangkat naik motor, bensin Rp 6500
Lalu, Kalau ditotalkan : makan waktu 1 jam 20 menit (1,33 jam), dan biaya : Rp 82.000 (2000+1000+….+6500)
Rumusnya : hourly rate x total proses kerja
Jadi, ketika hourly rate kamu Rp 50000, berarti :
Rp 50000 x 1,33 jam + Rp 82.000 = Rp 148666,66 (mari kita bulatkan ke atas :p Rp 149000)
Ya nilai dari project ini : Rp 149.000,-
Contoh di atas mungkin sedikit membingungkan, pada intinya saja ya. Jadi kalau kamu dapat proyek dalam waktu 1 bulan, ya dikonversi saja dalam satuan hari. 1 bulan = 20 hari kerja, 1 hari = 8 jam kerja. 20*8=160 jam.
Misal hourly rate kamu adalah Rp 250.000,- dengan pengalaman sudah 3 tahun. Ya untuk proyek dengan waktu 1 bulan…tinggal dikalikan saja: Rp 250.000*160 jam= Rp 40.000.000
Nilai 40 juta ini bukanlah nilai mutlak, jadi ada nilai resiko juga di dalam proyek, nah ini kita bahas di poin nomor 5 di bawah.
5. Resiko
Segala hal tentu ada resiko, nah jangan sampai resiko ini terjadi dan menimpa Anda. Resiko mungkin bisa dihindari, tapi jika terjadi, pikirkan dampaknya dan apa antisipasinya.
Resiko besar yang biasanya terjadi itu : project diberhentikan di tengah jalan, requirements berubah.
Resiko kecil : perubahan minor aplikasi/software, jadi menyita waktu juga walaupun perubahannya sedikit.
Resiko juga harus diklasifikasikan berdasarkan :
- Kesempatan terjadi
- Potensi yang diakibatkan (parah apa nggak?)
- Kesulitan mendeteksi resiko supaya bisa dihindari
Contoh : Bugs di aplikasi
Kesempatan terjadi : menengah, Tidak sedikit juga, Tidak banyak juga kesempatannya.
Potensi yang diakibatkan : tinggi, kadang 1 bugs, bisa bikin aplikasi gagal jalan sebagaimana mestinya
Kesulitan mendeteksi : tinggi, kadang bugs itu sulit banget dicari
Dari sisi developer, Saat di kontrak kerja, jangan lupa cantumkan aturan-aturan untuk klien (biasanya klien membuat aturan-aturan juga di poin proposal proyek.
Misalnya: apabila anda telat mengumpulkan progress atau progress tidak sesuai apa yang diharapkan klien, biasanya klien mempunyai hak mengurangi harga proyek), nah, di sini Anda juga perlu membuat aturan-aturan atau klausa yang memperjelas batasan Anda selaku developer.
Misalnya, masalah konfigurasi server ataupun backend bukan tanggungjawab kamu yang seorang developer mobile app, masalah akun PlayStore tanggungjawab klien dan harus menggunakan data dari klien, atau apabila ada permintaan tambahan di luar scope pekerjaan yang telah disepakati, maka klien harus di-charge baru. Itu harus ada klause kerjasama tambahan yang menyatakan poin-poin apa saja tambahannya dan berapa besar biayanya. Hal seperti ini yang sering dilupakan developer, lalai, klien menghendaki revisi ini itu, tambahan ini-itu, tapi nilai proyeksi investasinya tetap.
Berikut ini ada gambar ilustrasi bagaimana harga sebuah proyek apabila dideliver ke klien lebih awal, tepat waktu atau terlambat. Dan berapa harga yang diharapkan. Dari sini bisa kamu kenali kalau untuk deliver sebuah progress pekerjaan ada resiko pinalty dari klien. Dan itu seharusnya kamu sudah antisipasi.
Leave a Reply