Penggunaan Teknik 4P (Marketing Mix) Dalam Pemasaran Politik
Dalam pemasaran politik layaknya pada pemasaran komersial haruslah memperhatikan elemen-elemen utama dari pemasaran yaitu product (produk), place (tempat), Price (harga), Promotion (promosi). Atau populer disebut sebagai marketing mix (bauran pemasaran).
Daftar Isi
1. Product (produk)
Produk dalam pemasaran komersial adalah barang yang diproduksi yang ingin dipasarkan guna memenuhi kebutuhan pembeli. Niffenegger dalam Tabroni membagi produk politik dalam tiga kategori yaitu: pertama, Party platform (platform partai) kedua, past record (catatan tentang hal-hal yang dilakukan di masa lampau), ketiga, personal characteristic (ciri pribadi).
2. Place (tempat)
Dalam konteks politik, tempat memajang produk-produk kampanye seperti foto, baliho, poster dan lainnya sangat berperan bagi kesuksesan seorang kandidat atau partai politik dalam tujuannya dikenal oleh masyarakat atau lebih jauh lagi yaitu meraih suara terbanyak dalam pemlihan. Tempat juga dapat berupa ruang-ruang di media massa, contohnya rubrik di surat kabar yang disediakan untuk wawancara dengan para poitisi, begitu juga dengan acara-acara di televisi dan radio yang mengahadirkan acara dialog interaktif dengan politisi, dalam acara tersebut masyarakat dapat mengetahui apa program kerja, dan ide-ide dari politisi tersebut. Intenet juga dapat dijadikan sebagai tempat yang sangat strategis untuk memperkenalkan politisi dan partai politiknya, dimana saat ini tengah menjadi tren di kalangan politisi menggunakan media sosial di intenet sebagai ajang promosi dan meraup simpstisan.
3. Price (harga)
Dalam konteks pemasaran produk komersial suatu produk yang memiliki kualitas yang baik memiliki harga yang lebih tinggi dibandingkan dengan produk yang memiliki kualitas kelas dua. Politisi yang menjadi anggota partai politik yang besar dan ternama dan memiliki track record yang baik tentunya memiliki nilai yang lebih tinggi dibandingkan dengan politisi dari partai gurem atau partai kecil yang belum memiliki track record yang berarti. Dalam sistem demokrasi, proses pemungutan suara dapat dilihat sebagai pelimpahan hak dan kewajiban kepada suatu atau seorang kandidat guna mengatur kehidupan semua individu dalam masyarakat. Dibutuhkan kepercayaan dan keyakinan dari masyarakat dalam memilih politisi dan partai politik. Itulah harga yang harus dibayarkan oleh pemilih sewaktu pemungutan suara, dan tentunya kepercayaan dan keyakinan akan lebih besar diberikan kepada produk yang kualitasnya lebih baik dibandingkan dengan produk yang kualitasnya kurang baik.
4. Promotion (promosi)
Promosi dalam konteks pemasaran politik dapat berbentuk kampanye dengan menggunakan berbagai macam media komunikasi baik itu media cetak, elektronik, atau komunikasi antarpribadi yang didukung dengan teknik-teknik komunikasi, yang menampilkan slogan, jargon, citra, maupun program kerja dari partai politik dan politisinya yang dikemas dalam betuk pesan-pesan yang menarik dan mudah diterima oleh masyarakat, biasanya promosi dalam bentuk kampanye disertai dengan penampilan artis yang dapat menghibur dan sebagai daya tarik bagi masyarakat untuk menyimak isi kampanye.
Peran Spin Doctor dalam Pemasaran Politik
Bentuk dari pemasaran politik sangat beragam dengan menggunakan berbagai macam media komunikasi, baik media cetak, elektronik, media outdoor, internet dengan sosial medianya, ataupun dengan menggunakan komunikasi antarpribadi.
Salah satu cara pemasaran politik yaitu melalui kampanye, dalam kampanye inilah ide-ide, gagasan, nilai, ideologi,cita-cita dan program kerja politisi dan partai politik yang orientasinya lebih banyak pada tataran penyadaran, sikap dan perubahan perilaku untuk menerima halhal baru, disampaikan kepada masyarakat.
Menurut Kotler dan Roberto dalam Cangara kampanye ialah sebuah upaya yang diorganisasi oleh satu kelompok (agen perubahan) yang ditujukan untuk mempersuasi target sasaran agar bisa menerima, memodifikasi atau membuang ide, sikap dan perilaku tertentu.
Menyelenggarakan suatu kampanye tidaklah hal yang mudah, tidak sedikit kampanye yang mengalami kegagalan, disinilah dibutuhkan peran spin doctor, ahli dalam merancang kampanye dengan baik agar kampenye tersebut sukses dilaksanakan.
Spin doctors dalam politik juga dikenal sebagai manajer kampanye, Karena Spin doctor menggunakan prinsip-prinsip public relations dalam proses kerjanya, sedangkan public relations itu sendiri dalam kegiatannya tidak lepas dari prinsip-prinsip manajemen dimana kegiatannya memiliki tahapan-tahapan tertentu dan tidak dibuat secara sembarangan atau ikut-ikutan tetapi berdasarkan dari suatu penelitian terlebih dahulu, baru kemudian membuat perencanaan, komunikasi (aktuating), dan diakhiri dengan evaluasi.
Dalam studi perencanaan komunikasi, ada beberapa langkah yang harus ditempuh dalam pelaksanaan sebuah kampanye. Menurut Cangara ada beberapa langkah yang dapat dilakukan spin doctor dalam perencanaan komunikasi untuk kampanye, yaitu: penemuan dan penetapan masalah, menganalisis khalayak, merumuskan tujuan (objective), memilih media, mengembangkan pesan, merencanakan produksi media, merencanakan manajemen program, monitoring dan evaluasi.
1. Menganalisis masalah, spin doctor terlebih dahulu harus menganalisis masalah yang terjadi di masyarakat terkait dengan apa yang menjadi kebutuhan yang belum terpenuhi di masyarakat, dan masalah-masalah apa yang terjadi di masyarakat. Hal ini diperlukan untuk menentukan tema kampanye yang akan disampaikan, dan menjadi acuan untuk menentukan tujuan, jenis media yang akan digunakan, serta efek apa yang akan dicapai dari kegiatan kampanye.
2. Menganalisis khalayak dilakukan untuk mengetahui siapa khalayak dari kampanye yang akan dilakukan. Khalayak memegang peranan yang sangat penting, karena semua aktivitas kampanye yang dilakukan diarahkan kepada mereka. Ada beberapa hal yang perlu diketahui yang berhubungan dengan khalayak yaitu Jenis kelamin,usia,pekerjaan, tingkat pendidikan, latar belakang ekonomi, latar belakang sosial dan budaya, kepercayaan yang dianut, partai politik yang dianut oleh khalayak, ketersediaan teknologi misalnya jaringan telekomunikasi dan mobilitas transportasi. Hal ini perlu diketahui untuk menentukan strategi dalam menyusun rencana kampanye, termasuk dalam pemilihan media yang akan digunakan dan jenis pesan yang akan disampaikan kepada masyarakat pada saat kampanye.
3. Merumuskan tujuan berdasarkan hasil dari analisis masalah yang dilakukan oleh spin doctor, kemudian ditetapkanlah tujuan yang ingin dicapai dari kampanye. Tujuan kampanye akan melahirkan tema kampanye. Spin doctor harus merancang tema kampanye yang memenuhi syarat: pendek, padat dan mudah diingat, segar dan aktual, menjadi slogan yang populer, mencerminkan atau mewarnai program yang akan dilaksanakan, menarik perhatian khalayak dan menjadi motivasi para pengurus dan anggota partai, dan menjadi fokus perhatian partai.
4. Memilih media yang akan digunakan dalam kampanye harus disesuaikan dengan khalayak, baik itu dari segi ketersediaan dan teknologi yang mereka miliki maupun kemasan pesan yang akan disampaikan, misalnya saja kita menggunakan media televisi untuk menyampaikan pesan kampanye, tetapi ternyata, khalayak yang dituju tidak memiliki media televisi, maka hal ini akan mengakibatkan terjadinya kegagalan dalam kampanye dan pemborosan dana.
5. Mengembangkan pesan. Menurut Albert Mehrabian dalam Irianto, dampak pesan komunikasi itu 7% bersumber dari pesan verbal, 38% dari suara (nada suara, tinggi rendah suara, dan bunyibunyi lain), serta 55% dari pesan nonverbal. Hal ini menunjukkan bahwa pesan nonverbal sangat besar dampaknya bagi penyampaian pesan. Misalnya saja, seorang kandidat presiden dalam kampanyenya menyatakan bahwa dia akan memberantas korupsi sampai ke akarakarnya, tetapi dengan intonasi yang tidak tegas, tidak semangat, dan mimik wajah yang tidak bersunguh-sunguh, membuat khalayak merasa kurang yakin akan kesungguhan dari kandidat tersebut. Oleh karena itu tugas seorang spin doctor selain mendesain pesan-pesan yang dapat mempersuasi khalayak, juga mendesain bahasa nonverbal dari kandidat atau juru kampanye, mulai dari mimik wajah, gerakan tubuh, sampai bahkan model dan warna busana yang dikenakan oleh kandidat.
6. Merencanakan produksi media. Perencanaan produksi media mencakup penyusunan anggaran untuk kampanye melalui media komunikasi, memilih media yang tepat yang sesuai dengan sasaran khalayak yangdisesuaikan dengan anggaran produksi media yang telah direncanakan, dan merencanakan media apa yang akan memproduksi pesan-pesan kampanye yang akan kita sampaikan. Merencanakan komunikator atau juru kampanye, serta penyususnan pesan yang akan disampaikan melalui media kampanye yang telah dipilih.
7. Merencanakan manajemen program berupa pembagian tugas dan tanggung jawab dalam pelaksanaan kampanye, pembuatan jadwal kegiatan kampanye (time shcedule) hal ini tidak kalah pentingnya agar semua kegiatan kampanye dapat terjadwal dengan baik, sehingga tidak ada jadwal kampanye bertabrakan dan semua kegiatan kampanye dapat dipersiapkan dengan baik sebelum kegiatan tersebut berlangsung.
8. Monitoring dan evaluasi. Dari semua tahapan kegiatan yang telah dilakukan, maka diperlukan monitoring, yaitu pemantauan atas proses pelaksanaan sebuah program, monitoring dilakukan untuk memastikan bahwa setiap tahapan pelaksanaan program dilaksanakan sesuai dengan rencana awal. Sedangkan kegiatan evaluasi program dilakukan untuk mengukur hasil kampanye apakah sesuai atau meleset dari taget.
Leave a Reply