Pentingnya Media Sosial Sebagai Sarana Komunikasi Politik
Perkembangan teknologi komunikasi saat ini sudah merambah kehidupan umat manusia. Salah satu bentuk perkembangan teknologi komunikasi adalah media baru (new media) yang kemudian melahirkan media sosial (social media). Kehadiran media sosial juga mempengaruhi bidang politik. Studi di Amerika Serikat menunjukkan media sosial alat kampanye yang efektif. Sebelum era media sosial, politisi di Negeri Paman Sam sudah memanfaatkan internet untuk media berkampanye.
Baca juga:
Apakah Indonesia Sudah Siap Dengan Era Digital?
Di Ghana, dua kandidat presiden menggunakan SMS dan Twitter untuk mendulang suara. Ini merupakan kali pertama media sosial digunakan untuk berkampanye di negara tersebut. Di Zimbabwe, partai oposisi menggunakan website untuk menyebarkan pesan yang mengecam pemerintah berkuasa. Selain itu Lembaga Swadaya Masyarakat membentuk jaringan untuk memonitor pemungutan suara di 11 ribu bilik suara melalui SMS dan MMS. Hasilnya calon petahana (incumbent) Robert Mugabe kalah, tetapi intervensi Mugabe membuat Pemilu diulang dan dia menang.
Kehadiran media baru berbasis digital membuat informasi politik tidak hanya semakin masif, tetapi juga terdistribusi dengan cepat dan bersifat interaktif. Dengan karakteristiknya itu tidak sedikit aktor politik di sejumlah negara memanfaatkan media sosial proses kampanye politik. Selain itu media baru mampu untuk menjaring pemilih muda dan biayanya murah (“Aktor Politik Wajib Manfaatkan Media Sosial”)
Baca juga:
Pentingnya Strategi Informasi Sebagai Kekuatan Politik
Partai politik di Indonesia sudah banyak yang memiliki akun Facebook, Instagram, Twitter, dan YouTube, di samping website resmi parpol. Sementara politisi-politisi masing-masing memiliki akun pribadi. Bahkan akun twitter presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono (@sbyudhoyono) berstatus verified account, yang artinya sudah mendapatkan verifikasi dari pihak Twitter.
Program kerja, pendapat mengenai isu terkini, atau pembicaraan-pembicaraan yang sifatnya ringan, menanggapi mention dari masyarakat, adalah hal-hal yang umumnya tercantum dalam linimasa Twitter para tokoh politik tersebut.
Media sosial memang menawarkan peluang bagi para aktor politik untuk bisa menjaring pemilih, berinteraksi secara langsung dengan publik sekaligus membentuk perbincangan yang “akrab” dengan publik. Tetapi di sisi lain, media sosial juga dapat membuat aktor politik menjadi bahan tertawaan atau bahkan caci maki dari publik.
Baca juga:
Social Media Kini Menjadi Strategi Sarana Komunikasi Politik
Manfaat media sosial di ranah politik, Apakah dengan mengincar audiens online, apakah internet bisa membantu politisi untuk mendapatkan pemilih dalam jumlah besar? Apakah hal tersebut bisa berhasil jika politisi tersebut tidak memiliki kredibilitas di dunia riil?
Secara garis besar media sosial sangat bermanfaat bagi politisi untuk menyebarkan informasi terkait visi misi dan sebagai media branding politik yang sangat efektif.
Comment (1)
Bermanfaat artikek nya terimakasih. ..